INIKAH TAKDIR?

                           ****************
Sampai dirumah sakit, Ibunya Sarah dibawa ke ruang perawatan sementara karna belum sadarkan diri dari pingsan sementara, Ayahnya dibawa menuju ruang operasi. Sambil menunggu Ayahnya, Sarah menemani Ibunya hingga akhirnya Ia tertidur. Setelah lama menunggu, saat Ibunya masih belum sadarkan diri, dokter datang menemui Sarah dan berbicara padanya di luar ruangan.
Rasanya seperti terjun dari gedung tertinggi. Sarah menahan tangis dan air matanya, tapi tidak bisa. Sarah terjatuh dan menangis hingga menepuk dadanya berkali-kali. Keterangan dokter membuatnya enggan mempercayai kenyataan yang ada. Ya, Ayahnya telah berpulang tanpa pamit pada mereka. Kepulangannya yang sangat cepat membuat Sarah tak mampu berkata lagi. Seolah dunianya telah direnggut. Kebahagian mereka telah dicabut dan hidup dalam kelabu. Dokter mencoba menenangkannya dan meminta untuk tidak mengatakannya pada Ibunya.
Sarah menghapus air matanya dan kembali masuk ke ruangan Ibunya dirawat. Saat masuk Ibunya telah berlinang air mata. Ternyata Ibunya tak sengaja mendengar pernyataan dari dokter. Sarah menghampiri Ibunya dan memeluknya. Sebelumnya, Ibunya tidak dapat menangis, namun kali ini hati ibunya benar-benar hancur, menangis hingga tersesak.
Keesokan harinya adalah hari pemakaman Ayah Sarah. Ketika pemakaman selesai dilaksanakan, saat perjalanan pulang, beberapa polisi menemui Sarah dan Ibunya memberikan keterangan mengenai tragedi yang dialami oleh Ayahnya. Polisi mengatakan bahwa tragedi itu adalah tabrak lari dan saat ini polisi telah berhasil mendapatkan keterangan saksi, cctv dekat taman kota, dan menemukan rekaman plat nomor mobil tersangka. “Saat ini kami sedang mencari keberadaan mobil tersebut, Ibu dimohon unk bersabar dan berdoa demi kelancaran kami menemuka tersangka” kata Polisi tersebut.
Setelah lebih dari 2 minggu, tak ada keterangan yang diberikan polisi. Tak satupun polisi yang memberikan Sarah dan Ibunya informasi terkait kelanjutan pencarian tersangka ataupun kasus tersebut. Seolah angin lalu, tak ada satupun yang mendengar hirauan mereka. Waktu telah berlalu selama 2 bulan, Ibunya hampir setiap pagi harinya datang ke kantor polisi pusat kota, namun Ibunya hanya diberikan tanggapan bahwa pelaku tidak dapat ditemukan sehingga kasus ditutup, dan keterangan saksi serta bukti cctv masih kurang dijadikan bahan pencarian tersangka.
Sarah tidak mengerti, Ayah adalah seorang Jaksa yang berjasa bagi kota ini, namun, mengapa para kepolisian seolah menutup kasus tabrak lari yang korbannya adalah orang yang berjasa bagi kota ini alih-alih kekurangan bukti untuk menemukan tersangka?, Sarah benar-benar tak mengerti. Ia terlalu sedih melihat Ibunya yang tidak pernah menyerah. Sarah selalu membantu Ibunya untuk terus mencari tahu tentang kejelasan kasus tersebut, tapi hasil yang didapatkan adalah kosong. Hingga akhirnya Ibunya benar-benar menyerah.
                       ********************
Entah berapa banyak luka yang tersimpan
Berapa banyak air mata yang telah terjatuh
Menghadapi situasi ini
Seperti jiwa yang mati
Mati dengan hati merintih
Mencoba berlari dengan perihnya luka
Getirnya kenangan
Sakitnya melupakan

Seolah ingin melepaskan kenangan dan tragedi buruk serta perlakuan yang sama sekali tidak menyenangkan, Sarah dan Ibunya pindah ke rumah neneknya di desa dekat pusat kota. Memulai hidup baru dengan suasana dan lingkungan baru. Desa bukanlah tempat yang terlalu buruk untuk memulai lembaran baru. Meski di desa akses jalan dan jaringan sinyal internet ataupun telpon dijangkau dengan sangat baik di desa ini. Desa ini terkesan sederhana namun tetap modern.

Tak terasa sudah hampir 2 tahun Sarah dan Ibunya tinggal di desa. Sudah terasa seperti rumah yang ditinggali bertahun-tahun, mereka memiliki tetangga dan teman yang ramah dan baik. Salah satunya adalah Rian. Rian adalah teman dekat sarah satu-satunya, di daerah sekitar rumah. Meskipun dia laki-laki tetapi ia tak pernah malu mengajak Sarah untuk bermain basket dengan teman-temanya yang juga laki-laki. Mereka sangat dekat dan akrab, karena selain mereka tinggal di lingkungan rumah yang sama, mereka juga belajar di satu sekolah yang sama.

Tak pernah terlewatkan sehari pun, Rian selalu menjemput Sarah saat berangkat ke sekolah dengan sepedanya. Bukan hanya satu sekoalah, tetapi mereka juga merupakan teman satu bangku dan satu kelas. Rian menjadi orang yang paling Sarah andalkan karena dia selalu memberikan buku catatanya saat Sarah malas mencatat pelajaran, menjawab pertanyaan matematika yang rumit dan membantunya mengerjakan latihan, pr, bahkan ujian. Terkadang pula, jika Sarah lupa membawa bekal maka dia akan siap memberikan setengah dari bekalnya untuk Sarah.

Sudah hampir 3 tahun mereka berteman, dan saat ini mereka duduk di semester 2 tingkat 3 sekolah menengah atas. Banyak teman sekelas ataupun murid dari kelas lain yang mengatakan bahwa Sarah beruntung berteman dekat dengan Rian, karena dia adalah orang yang paling tampan di sekolah dengan kepribadian yang sangat baik dan kecerdasaan yang luar biasa. Tak heran banyak yang anak laki-laki di sekoah yang iri dengannya dan berusaha menyainginya, begitu juga dengan Sarah.

“Kau tidak berpacaran dengan Rian kan, Sarah?, oh yaa harusnya kau tahu diri, kau bukanlah dari kalangan yang mampu menyamakan dirimu dengannya, jadi mana mungkin kau berpacaran dengannya? (sambil tertawa menghina), kau tahu kan bahwa laki-laki dan perempuan yang bersahabat tidak akan bisa selamanya bersahabat, karena pasti salah satunya ada yang menyimpan rasa, dan kuharap itu bukan kau, Sarah! Dasar anak tak berkelas! Hahaha (sambil tertawa menghina)” kata segorombolan anak perempuan yang sedang berada di toliet, seolah memberikan oeringatan pada Sarah atas hubungannya dengan Rian. Aku hanya diam dan tak berkata menanggapi perkataan segerombolan anak tersebut dan keluar dari toilet dengan tenang.

Tepat saat sarah keluar dari toliet, Rian muncul di belakang sarah sambil menutupi telinganya. “ Kau tahu kan anak seperti mereka tak perlu didengarkan?, Biarkan aku menutup telingamu selama 5 menit saja, kau pasti terlalu kesal untuk melampiaskannya. Oh yaa memang seharusnya kau menerima cintaku waktu itu Sar? Kau pasti takkan berakhir seperti ini dan mereka pasti takkan berani macam-macam denganmu hehehe (sambil tetawa menggoda)” Hibur Rian.

“Kau gila yaa? Hah! Mana mungkin aku bisa lebih aman jika berbapacaran denganmu? Apakah kau bisa menjaminnya? Ku rasa tidak sama sekali!, sudahlah berhenti bicara yang tidak-tidak” Balas aku.

Rian melepaskan tangannya yang menutup telinga Sarah, dan bergantian menutup telinganya dan berkata “Apa? Aku tidak mendengarmu Sarah” jawab Rian sambil tersenyum menggoda ke arahku.

Ya, memang sudah sejak pertama mereka bertemu Rian menyimpan rasa kepada Sarah. Dia mengethauinya saat tingkat 2, Rian mengajaknya ke taman di dekat sekolah dan menyatakan cintanya pada Sarah. Saat itu, Sarah ragu dan takut sehingga Ia menolaknya dengan mengatakan bahwa mereka lebih terlihat cocok jika berteman. Tapi Rian mengatakan pada Sarah bahwa Rian takkan menyerah sampai Sarah membalas perasaannya. Ia selalu berusaha keras menujukkan cintanya hingga saat ini.

Sarah sedikit takut, namun juga senang mendengarnya, karna Rian benar-benar setia menunggu Sarah dan tetap melakukan apa yang dikatakannya. Sejujurnya, Sarah juga telah memendam rasa padanya, namun untuk saat ini Sarah hanya akan menerima segala rasa darinya dan dia akan mengungkapkan perasaannya pada malam farewell party kelulusan nanti. Saat ini Sarah akan fokus pada belajar dan mengejar universitas impiannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIDUR BERSAMA DENTUM SINABUNG

BERPRETASI DI NEGERI GINGSENG

INIKAH TAKDIR?